Skillset yang high demand

Jika kalian membaca cerita ini, kalian pasti sudah tahu bahwa saya terkadang membuka sesi konsultasi berbayar terkait remote working.

Dan dari sesi konsultasi tersebut, beberapa peserta bertanya "Apa skillset yang high demand?".

Saat ditanyakan pertanyaan semacam ini, saya tidak akan langsung jawab dengan bidang / skill / stack tertentu.

Tapi saya akan kasih disclaimer bahwa saya akan menjawab berdasarkan pengalaman saya, karena saya yakin beda orang bisa jadi beda jawabannya disebabkan beda "tempat mainnya".

Kesalahan umum seorang pemula adalah menelan mentah-mentah informasi dari kursus-kursus berbayar atau bootcamp berbayar.

Tapi sebetulnya hal itu masih tidak mengapa dibanding jika kamu memilih jurusan perkuliahan karena iming-iming high deman tetapi sebetulnya yang diajarkan di kampus jauh panggang dari api, alias ketinggalan dari industri.

Kalau bootcamp / kursus online kan yang dikeluarkan relatif lebih kecil dari segi finansial, dan secara waktu tidak mengikat dan tidak ada kegiatan-kegiatan seremonial dan administratif seperti ketika kamu kuliah (habis uang, energi, waktu, lulus masih harus ikut kursus berbayar pula supaya punya skill)

Kesalahan berikutnya juga adalah mempercayai bahwa yang sedang ramai di sosial media atau dibahas influencer sebagai skill yang high demand, ini fatal. Karena seringkali influencer ya memang suka dengan hal-hal baru supaya ada materi / konten yang bisa dibahas (orang suka dengan technology baru).

Padahal, adopsi dari perusahaan ya gak secepat itu. Jadi hati-hati, meskipun tujuanmu itu baik untuk memprediksi apa yang akan high demand 5 tahun ke depan, tapi seringkali hal itu bisa jadi jebakan karena ternyata apa yang kamu kira akan high demand malah akhirnya hilang di telan bumi.

Saya selalu menunggu beberapa waktu sebelum memutuskan untuk mempelajari sebuah stack / framework baru. Tidak silau dengan klaim yg "lebih baru", "lebih modern", "lebih simpel", dll. Tapi jangan salah, kalau kamu mau eksplore ya silahkan saja.

Kembali ke pertanyaan "Apa skill yang high demand?"

Yang jelas saya akan awali bahwa "Skill yang high demand" itu tiap periode berbeda, tiap beberapa tahun pasti berubah atau bergeser.

Kemudian perlu dipahami juga bahwa apa yang sedang ramai di Indonesia, umumnya beda dengan apa yang sedang high demand di pasar Internasional.

Tidak bisa dipungkiri, berdasarkan pengamatan saya, mayoritas market dalam negeri ketinggalan beberapa tahun dari market di luar negeri. Contoh: Ketika Laravel populer di luar negeri, di Indonesia masih sepi, CodeIgniter masih jadi primadona.

Begitu pula ketika React sangat populer di market internasional, di Indonesia baru ramai tentang Laravel, dsb.

Jadi bagaimana untuk secara objektif bisa menilai skill apa yang sedang high demand?

Sederhana saja, kamu cari saja situs-situs kerja remote internasional atau freelancing internasional, misalnya Upwork, Fiverr, RemoteOK, dll.

Lalu kamu amati, apa skill yang sering muncul di lowongan-lowongan yang tersedia, nah itu lah berarti skill yang sedang banyak dibutuhkan.

Nah, pertanyaan berikutnya, apakah kamu sebaiknya belajar hal yang high demand? atau belajar hal yang low demand tapi low competition? Semoga bisa saya bahas di tulisan berikutnya.


© 2024 azamuddin.com