Interaksi Kedua - Part Time

Tahun 2013 saya pertama kali menjadi seorang abdi negara, kemudian memasuki sekitar tahun kelima yaitu sekitar 2018 saya melakukan percobaan kedua menjadi pekerja remote.

Perlu diketahui bahwa meskipun saya lulusan STAN dan ditempatkan di Kemenkeu, saya mengambil kesempatan untuk bisa bekerja di unit IT.

Dengan begitu selama 5 tahun saya bekerja, saya bisa terus menggeluti hobi programming saya. Bahkan kalau ditanya soal akuntansi mungkin saya gak ingat banyak.

Okay, jadi, sekira tahun 2018, ada teman Facebook yang membuka lowongan pekerjaan yang bisa dilakukan secara remote.

Perusahaan yang membutuhkan programmer ini berasal dari Amerika. Sontak saya langsung mendaftar tanpa pikir panjang.

Waktu itu tidak ada test sama sekali, saya hanya diminta menunjukkan kode terbaik yang pernah saya tulis sesuai dengan skill yang dicari.

Mereka mencari programmer React, dan saya saat itu sudah 4 tahunan menggunakan React.

Dari awal saya sudah diberitahu "Mas Kemungkinan besar diterima, siap-siap ya.".

Dan benar saja, tidak lama dari percakapan tersebut, saya mendapatkan pesan Facebook dari teman saya dan bilang bahwa saya bisa langsung mulai kerja.

Tapi, saya bilang waktu itu bahwa saya sedang kerja fulltime di Kemenkeu.

Sehingga saya meminta untuk bekerja paruh waktu saja, saat itu di kabulkan. Saya kerja paruh waktu di perusahaan Amerika, tetapi bayarannya 2x lipat gaji + tunjangan saya di Kemenkeu.

Saya juga bilang ke kawan saya bahwa saya mau coba dulu ya mas 3 bulan, siapa tahu gak sanggup, karena saya tahu kerja double job begini pasti sangat melelahkan, apalagi saya sudah punya istri dan anak kecil saat itu.

Dan benar saja, setelah 3 bulan double job + berkeluarga, badan saya serasa remuk sekali, apalagi harus bekerja sampai larut malam, dan pernah harus begadang sampai pukul 3 pagi (meskipun cuma sekali), tetapi setiap hari harus kerja sampai pukul 11 malam, sementara paginya sampai maghrib di Kemenkeu membuat badan saya serasa remuk redam.

Dan setelah project yang menjadi tanggung jawab kami selesai dilaunching, saya memutuskan untuk berhenti remote working di situ dan masih memilih Kemenkeu saat itu.

Pada saat saya akan keluar, saya ditawarkan untuk stay dan resign dari Kemenkeu dengan imbalan gaji saya akan dinaikan dan saya akan dijadikan team leader.

Tetapi perkara resign bukanlah hal yang simple bagi saya, saat itu keberanian saya belum terkumpul untuk resign dari PNS meskipun dari kuliah saya sudah bertekad untuk resign. Tetapi rasanya saat itu saya masih ada keraguan.

Sehingga akhirnya saya berhenti bekerja remote.

Dan ini adalah interaksi kedua saya dengan dunia Remote Work.


© 2024 azamuddin.com